Selasa, 22 Mei 2012

Wakili Orang Tua, Ny. RE Nainggolan Ingatkan Peserta SNMPTN 2012 Tidak Salah Pilih


Simulasi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang digelar Bimbingan Test/Bimbingan Belajar Medica di Pardede Hall Medan, Sabtu (19/5) dihadiri 7.500 siswa dari berbagai sekolah di Sumatera Utara. Simulasi SNMPTN yang ke-3 ini digelar dua kali, pagi hari dan siang hari.
Pembukaan acara, Panitia memberikan kata-kata motivasi kepada siswa-siswi yang ikut simulasi agar tetap optimis dan bersemangat dalam menjawab soal-soal. Berhasil dalam simulasi, dipastikan akan berhasil menempus salahs atu PTN di Indonesia.

Turut memberikan motivasi sekaligus sebagai wakil dari orangtua siswa dan siswi Ny. RE Nainggolan Br. Sihombing yang juga didampingi suami Dr. RE Nainggolan menyampaikan beberapa hal. Pertama, siswa-siswi yang ikut test simulasi dan akan ikut test SNMPTN jangan gegabah atau salah dalam memilih. Jangan karena ikut-ikutan teman, lantas memilih jurusan yang sama dengan temannya.Padahal, potensi yang ada di dalam diri kita bukan jurusan itu.

”Jangan nanti setelah menjalani perkuliahan jadi menyesal dan putus di tengah jalan,” tegasnya.
Kemudian, lanjut Ny. RE Nainggolan yang bernama lengkap Linda Mariany Br. Sihombing ini dalam menjawab soal-soal harus teliti, akurat, cepat dan tepat. Pastikan dalam menjawab soal-soal ujian nanti haruslah teliti dan akurat.

Selanjutnya, doa yang disampaikan oleh perwakilan Agama Islam dan dilanjutkan dengan doa dari Agama Kristen. Acara simulasi pun dimulai dengan tertib.

Di tempat terpisah, Ketua Panitia Pelaksana Bukti Sinaga, SPd didampingi Berdaulat Bakkara,SS dan Jhonris Manihuruk, SPd menegaskan bahwa simulasi ini adalah simulasi yang ketiga kalinya di gelar.

”Siswa-siswi yang mengikuti bimbingan di Medica kita motivasi dan pacu terus agar bisa bersemangat dalam belajar dan bisa dalam menjawab soal-soal SNMPTN nanti. Harapan kita, semua yang ikut simulasi kali ini bisa masuk di PTN. Hanya saja, layaknya dalam sebuah pertandingan selalu saja ada yang menang dan ada juga yang kalah,” paparnya.

Bimbingan Medica yang dipimpin dr. Reinhaard Silalahi ini terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menjawab dan memecahkan soal-soal yang diupayakan mirip dan hampir sama dengan soal-soal yang diuji di SNMPTN.

Sementara Tokoh Masyarakat DR.RE Nainggolan mendorong siswa agar lebih proaktif dalam belajar dan teliti dalam menjawab soal-soal. Kemudian yang terpenting lagi adalah, dalam hal memilih jurusan dan universitas, siswa harus benar-benar membawakannya dalam doa agar pilihan yang nantinya dituju tidak salah arah.

Letjen (Purn) Dr TB Silalahi SH : Dr RE Nainggolan MM Tokoh Terbaik Batak


 Letjen (Purn) Dr TB Silalahi SH menyebutkan Dr RE Nainggolan MM merupakan tokoh terbaik masyarakat Batak sekarang ini. Pernyataan itu disampaikan oleh Letjen (Purn) Dr TB Silalahi SH saat mengawali sambutannya pada acara pelepasan kelas III SMAN 2 Soposurung, Balige, Sabtu (14/2). 
                “Mana Pak RE Nainggolan ? oh…dia hadir ?,  Dr RE Nainggolan MM ini adalah tokoh terbaik masyarakat Batak saat ini, dan ucapan saya ini tidak ada  unsur politik, dan saya tidak mengerti politik,” kata TB Silalahi seraya mendapat sambutan tepuk tangan dari para tamu yang hadir, seperti  Meneg BUMN Dahlan Iskan, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Prof Dr Emil Salim (Mantan Menteri Lingkungan Hidup) beserta istri, wakil Menteri Pendidikan Winda Berlianti, Irjen Pol (Purn) Drs Edward Aritonang mantan Kapolda Jawa Tengah, Dirut KIM Gandhi Tambunan, mantan Disnakertrans Sumut Rapotan Tambunan, Mangantar Tambunan (pen gusaha), Ketua DPRDSU Saleh Bangun, Tahan Manahan Penggabean (anggota DPRDSU),  Bupati Humbahas Maddin Sihombing, Bupati Tobasa Kasmin Simanjuntak, Bupati Samosir Mangindar Simbolon, Jadi Pane SPd  dan para undangan lainnya. 
                Demikian seusai acara peringatan HUT ke-4 TB Silalahi Center, ketika Letjen (Purn) Dr TB Silalahi SH mau masuk ke mobil pribadinya, kembali menyapa  Dr RE Nainggolan MM “ayo Gubernur”.  “Etah ….Gubernur ,  par  jolo au da ? (ayo Gubernur, duluan saya ya ?),” sapa Dr TB Silalahi SH sembari berlalu dan melambaikan tangannya kepada RE Nainggolan,yang  kemudian disambut kembali  dengan tepuk tangan oleh para pemuda dan pelajar yang ada di sekitarnya.
                Bahkan saat itu, para pelajar dan pemuda-pemudi serta para orangtua berlomba-lomba bersalaman dan juga meminta foto bersama dengan Dr RE Nainggolan MM.  “Ayo-ayo,  foto sama dengan Pak RE Nainggolan,  calon Gubernur kita,” kata beberapa pelajar maupun para orangtua ketika melihat Dr RE Nainggolan MM saat mau menuju mobil pribadinya yang ingin pulang ke Medan.  Walaupun banyak yang antri ingin berfoto, RE Nainggolan tetap melayaninya dengan senang hati ditambah senyum sebagaimana ciri khasnya selama ini.  
                Setelah setengah jam berfoto dan berdialog dengan warga, pelajar dan pemuda  yang hadir pada acara peringatan HUT ke-4 TB Silalahi center, Sabtu itu, RE Nainggolan kemudian menaiki mobilnya, sembari dielu-elukan masyarakat sekitar  dengan  kalimat “Hidup RE Nainggolan, hidup Direktur Hidup Pusera (Pusat Study Ekonomi Rakyat),” seru mereka.
Seruan yang sama juga kembali diterima oleh Dr RE Nainggolan MM saat berhenti di Desa Tambunan, Balige untuk istirahat. “Horas amang RE Nainggolan ( Horas Bapak RE Nainggolan ?),” kata salah seorang marga Simanjuntak ketika melihat RE Nainggolan di  Desa Tambunan, Balige.  Lalu RE Nainggolan pun menyapa, “Horas Amang, sehat do kabar mu amang  ? (Horas Pak, apakah bapak sehat-sehat juga ?)”.

Setelah itu, RE Nainggolan pun berdialog dengan masyarakat sekitar  yang lambat laun semakin banyak mengerumuni. Tapi beberapa saat berdialog tiba-tiba seorang pemuda setempat  mendekati RE Nainggolan lalu berseru, “Hidup RE Nainggolan, hidup Pusera”, yang kemudian disambut RE Nainggolan dengan senyum dan menyalam pemuda tersebut. Pemuda itu, meminta agar RE Nainggolan mau maju jadi calon Gubernur pada Pemikada Gubsu tahun 2013. Karena dirinya ingin Provinsi Sumut ini dapat dipimpin oleh seorang nasionalis seperti Dr RE Nainggolan MM, juga iktelektualnya sangat teruji, baik di bidang birokrasi maupun yang lainnya. Itu juga sudah terbukti saat RE Nainggolan menjabat Bupati Tapanuli Utara maupun sebagai Sekdaprovsu.

Setelah beberapa saat berbincang-bincang  sembari menampung aspirasi masyarakat sekitar, RE Nainggolan pun kembali ke Medan Sabtu sore itu.(M35)

YSKI dan Pemkab Deliserdang Gelar Operasi Katarak Gratis Bagi Masyarakat Kurang Mampu


*Pembina YSKI Dr RE Nainggolan MM : Di Asean, Indonesia Paling TerTinggi Ditemukan Pederita Katarak

Yayasan Surya Kebenaran Indonesia (YSKI) bekerjasama dengan Pemkab Deliserdang, Rumah Sakit Patar Asih, Perdami Sumut dan Sidomuncul gelar operasi katarak gratis bagi masyarakat kurang mampu, Minggu (1/4) di Rumah Sakit Patar Asih, Lubuk Pakam, Deliserdang. Kegiatan sosial itu menargetkan akan mengoperasi sekitar 500 masyarakat kurang mampu di wilayah Deliserdang sekitarnya.

Dalam acara pembukaan Pembina YSKI Dr RE Nainggolan MM dalam sambutannya mengatakan, kalau di tingkat negara-negara Asean, saat ini Indonesia paling tertinggi ditemukan penderita katarak mata. “Jadi dari 240 ribu penderita buta di Indonesia, diakibatkan oleh katarak mata, jadi kita sangat bersyukur kegiatan ini dapat terlaksana. Dengan adanya kegiatan operasi gratis katarak ini, para penderita katarak yang ada di Deliserdang dapat terbantu, terutama bagi warga yang kurang mampu,” kata RE Nainggolan.

Hadir dalam acara itu, Wakil Bupati Deliserdang H Zainuddin Mars, Pengurus YSKI drg Annita, relawan YSKI Jadi Pane SPd dan Jansen Lase, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) cabang Sumut dr. Hj. Ariani Atiatul Amra SpM, Ratna Widiyawati (General Operasi Produk Sidomuncul), Dirut RS Patar Asih Prof Dr Rudolf S Parhusip, Wakil Dirut RS Patar Asih dr Horas Rajaguguk, anggota DPRD Deliserdang Apoan Simanungkalit, MC Donny Damara dan lain-lain.

RE Nainggolan juga menjelaskan, kalau YSKI sejak beberapa tahun lalu sudah melakukan kegiatan yang sama di seluruh wilayah Sumut, seperti Deliserdang, Medan, Binjai, Langkat, Karo, Tapanuli, Simalungin, Siantar, Sergai dan lain-lain.

“YSKI bukan saja melakukan operasi katarak mata tapi juga melakukan kegiatan pengobatan gratis lainnya, seperti operasi bibir sumbing dan langit-langit, hernia, operasi pembuatan anus kepada bayi, pengukuran dan pemasangan kaki/tangan pengganti (palsu), pembagian kacamata baca gratis dan lain-lain. Hingga kini YSKI telah memberikan pengobatan gratis kepada 28 ribu warga kurang mampu tanpa memandang suku, agama dan status maupun golongan,” kata RE Nainggolan.

Dalam kesempatan itu, RE Nainggolan juga menyampaikan pujiannya kepada Bupati Deliserdang Amri Tambunan dan Wakil Bupati Deliserdang H Zainuddin Mars yang konsisten terhadap kesehatan masyarakatnya, selain pendidikan dan infrastruktur di wilayah Deliserdang.

 “Dimana ada kegiatan pengobatan gratis di  Deliserdang, Bupati Amri Tambunan selalu hadir, kalaupun berhalangan Wakil Bupati H Zainuddin Mars datang menggantikannya,” puji RE Nainggolan.

Sementara Wakil Bupati Deliserdang H Zainuddin Mars mengatakan, kalau kesehatan merupakan salah satu program utama disamping pendidikan dan pembangunan insfrastruktur diDeliserdang.<span style="">&nbsp; </span>“Memang kemampuan dana dari Pemkab Deliserdang tidak begitu banyak, makanya kami mengajak para donator maupun instansi terkait lainnya dalam menyelanggarakan pengobatan gratis seperti sekarang ini, bukan untuk operasi katarak saja, tapi juga pengobatan umum lainnya. Kami juga membuka pintu bagi donator lainnya untuk penyelenggaraan seperti ini,” papar H Zainuddin Mars.

H Zainuddin Mars menjelaskan, dari 1,7 juta penduduk Deliserdang 5,34 persen diantaranya adalah penduduk miskin. “Dari Rp 2 triliun APBD tahun 2012 sebanyak 19 persen untuk kesehatan,” katanya, seraya berharap kerjasama seperti ini dapat dilanjutkan di tahun-tahun mendatang.

Sedangkan Dirut RS Patar Asih Prof Dr Rudolf S Parhusip mengatakan, pihaknya membuka diri untuk kegiatan-kegiatan social seperti ini kedepannya. “Karena itu, Perdami cabang Sumut siap secara bersama-sama menurunkan angka kebutaan di Sumut,” sambung dr. Hj. Ariani Atiatul Amra SpM.

Dia mengatakan, kalau angka kebutaan masih tinggi di Indonesia, , sebanyak 50 persen penyebab kebutaan yang diderita masyarakat Indonesia karena penyakit katarak . “ Akibatnya produktivitas kinerja mereka pun menurun dan biaya pemeliharaan mata meningkat. Dengan kegiatan sosial ini, maka kita dapat membantu masyarakat kurang mampu untuk kembali mandiri dan produktivitas kinerjanya kembali meningkat,” katanya.

Ratna sendiri menuturkan, kalau pihaknya sudah melakukan kegiatan social seperti ini di 77 kota di Indonesia, termasuk di Kota Lubuk Pakam, Deliserdang. “Sebelumnya di Lombok, kami berhasil melakukan operasi kepada 200 penderita katarak, dan di Lubuk Pakam ini kita menargetkan 500 orang operasi bagi penderita katarak,” ujarnya, seraya mengatakan, kalau tahun 2012 ini pihaknya menargetkan 12 ribu penderita katarak bisa dioperasi dengan bekerjasama 130 rumah sakit di Indonesia.

“Ini bisa kita lakukan jika kita semua bersatu dan bekerjasama dalam pelaksanaannya,” kata Ratna mengakhiri.

Sabtu, 07 April 2012

PGI Wilayah Sumut Gelar Diskusi Panel RUU – KUB


Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah Sumatera Utara (PGI Wilayah Sumut) menggelar acara Diskusi Panel dengan panelis Ir. Sukur Nababan (anggota DPR RI) berhalangan hadir, Sahat Sinaga, SH, M.Kn (Sekjen DPP PDS) dan Jerry Sumampow, STh (Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI) dipandu moderator Drs.Penyabar Nakhe membahas tentang Rancangan undang-undang Kerukunan Umat Beragama di Gedung PGI Wilayah Sumut Jalan Slamet Ketaren Medan, Sabtu (17/3).

Sebelum diskusi, acara diawali dengan ibadah singkat yang dipimpin oleh Pdt. Enida Girsang, MTh, kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan dari Ketua Umum PGI W SU Pdt. Dr.Jamilin Sirait yang menyampaikan latar belakang diadakannya diskusi tersebut adalah ketika umat Kristen dan masyarakat agama lainnya mengkritisi Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 01/BER/MDN-MAG/1969 dan meminta agar SKB tersebut dicabut, karena tidak sesuai dengan UUD 1945 pasal 29, tetapi yang terjadi adalah SKB itu semakin ditingkatkan menjadi Peraturan Bersama (Perber) Menag dan Mendagri Nomor 9 tahun 2006/Nomor 8 tahun 2006 yang lebih dikenal dengan Peraturan Bersama Menteri (PBM).

“Akibat dari PBM No. 9/8 tahun 2006, membuat semakin terasa sulitnya mendirikan rumah ibadah, khususnya di kalangan umat Kristiani, sehingga teriakan demi teriakan dilontarkan agar Perber/PBM dicabut, tetapi yang terjadi justru akan diterbitkannya Undang-undang Kerukunan  Umat Beragama (UU-KUB),”paparnya.

Dikhawatirkan, lanjut Jamilin Sirait, apabila UU-KUB ditetapkan oleh DPR dan diberlakukan oleh Pemerintah, maka bukan tidak mungkin masyarakat Indonesia akan terkotak-kotak berdasarkan agama. Adapun maksud diadakannya panel diskusi ini agar gereja-gereja di Sumatera Utara secara umum dan anggota PGI secara khusus, duduk bersama berdiskusi menyikapi rencana UU-KUB yang tidak berapa lama lagi akan masuk dalam agenda DPR RI.

Setelah kata sambutan, Ketua Umum PGI Jamilin Sirait membuka secara resmi acara diskusi panel yang menghadirkan wakil-wakil dari gereja denominasi yang ada di Sumut. Terlihat hadir Ephorus GKPA Pdt. AB Marpaung, STh, Toga Sianturi, Marasal Hutasoit, Pdt. Hotman Hutasoit dan Bendahara PGI Pdt. Lucas Timotheus. Ada juga wakil dari gereja Bala Keselamatan, BNKP, ONKP, GPdI, GBKP serta gereja lainnya.

Tokoh Masyarkat Dr. RE Nainggolan turut diundang dan memberikan sambutan. Dalam sambutannya RE Nainggolan sangat mengapresiasi adanya kepedulian dari tokoh dan pimpinan gereja yang melakukan diskusi panel tentang RUU-KUB yang sebentar lagi akan dibahas di DPR RI.

“Kerukunan umat beragama di Sumatera Utara sebenarnya sudah sangat baik. Adanya upaya dari pemerintah untuk memberlakukan UU – KUB  ke depan kerukunan antar umat beragama semakin harmonis dan terjaga secara berkesinambungan. Kerukunan juga dilandasi dengan sikap toleran dan tanpa diskriminasi,” tandas RE Nainggolan.

Setelah sambutan, panitia memberikan cenderamata kepada tokoh masyarakat RE Nainggolan, panelis Sahat Sinaga dan Jerry Sumampow berupa ulos. Ulos langsung diserahkan oleh Ketum PGI W SU, Hotman Sirait dan Pendeta Sitanggang.

Selanjutnya, panelis pertama Jerry Sumampow, STh (Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI) menyampaikan materinya. Dalam materinya menekankan bagaimana kita memperkokoh pilar-pilar agama untuk saling menguatkan didalam menjaga kerukunan umat beragama. Sementara Sahat Sinaga, SH, M.Kn (Sekjen DPP PDS) dalam materinya “Negara Melindungi Segenap Bangsa Indonesia” menyampaikan dengan perkembangan akhir-akhir ini terhadap kehidupan beragama di Indonesia tanggapan terhadap adanya rancangan undang-undang kerukunan umat beragama harus disikapi bahwa sesungguhnya yang diperlukan saat ini adalah perlindungan yang pasti dari negara dan pemerintah kepada setiap warga negara tanpa pandang bulu untuk melaksanakan ajaran agamanya masing-masing.

Sebagai bangsa yang majemuk, lanjut Sahat Sinaga, sesungguhnya bangsa Indonesia telah terbiasa dan menjadi budaya hidup bersama dan bekerja sama dengan sesama anak bangsa yang berbeda agama atau kepercayaannya.

Salah seorang peserta panelis Ephorus GKPA Pdt. Adolf Bastian Marpaung menyampaikan bahwa adanya rencana pemerintah memberlakukan UU – KUB perlu dikaji lebih dalam. Bukankah selama ini kerukunan umat beragama di Indonesia sudah berjalan dengan baik ? Kerukunan yang dibungkus dalam bingkai budaya juga sudah berjalan sangat harmonis di beberapa daerah di Sumatera Utara.

“Kalau pun pada akhirnya UU – KUB ini diberlakukan, kita berharap jangan jadi menciptakan hal-hal yang membuat warga negara menjadi terkotak-kotak menurut agama dan kepercayaannya saja,”tuturnya.

Ratusan Orang Hadiri Pengobatan Gratis YSKI dengan GBKP Klasis Kampung Lalang


Memberikan pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan adalah perbuatan mulia. Di jaman sekarang, sangat sedikit orang-orang yang menaruh kepedulian terhadap sesama yang kurang beruntung atau masyarakat dari kelompok kurang mampu. Yayasan Surya Kebenaran Internasional (YSKI) yang didirikan dengan visi misi membantu masyarakat kurang mampu terus melakukan kegiatan social seperti pengobatan gratis, pemeriksaan mata gratis, pemberian kaca mata gratis, operasi katarak, pemberian kaki dan tangan pengganti serta kegiatan sosial lainnya.

Kali ini, YSKI menggandeng Forum Diskusi Kemah Kaleb Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Klasis Kampung Lalang. Pemeriksaan dan pemberian kaca mata gratis digelar di Jambur Diakon GBKP Klasis Kampung Lalang, Jalan Setia Budi Gang Kenanga Medan, Rabu (21/3) kemarin.

Ada ratusan orang yang hadir dalam acara tersebut dan berasal dari berbagai latar belakang. Seperti disampaikan Pembina YSKI Dr RE Nainggolan bahwa kegiatan sosial yang dilaksanakan YSKI adalah untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dimana pun mereka berada tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan.

“Ketika kita melihat teman atau saudara kita yang tidak punya kaki dan tidak punya tangan, segera informasikan ke YSKI. Karena YSKI akan berupaya untuk membantu memberikan bantuan serta membuatkan kaki dan tangan pengganti. Ketika kita melihat ada keluarga kurang mampu sakit dan tidak sanggup untuk memeriksakan diri ke dokter, hubungi YSKI mudah-mudahan bisa dibantu,” paparnya.

Selain Dr. RE Nainggolan, rombongan YSKI lainnya yang juga ikut dalam bakti sosial tersebut adalah drg. Annita, Pdt. Jansen Lase serta tim dokter mata dari Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) Sumatera Utara. Rombongan disambut hangat oleh masyarakat dan pengurus Forum Diskusi Kemah Kaleb GBKP Klasis Kampung Lalang Nabari Ginting serta pengurus lainnya.

Lebih lanjut RE Nainggolan menyampaikan bahwa pengobatan gratis dan pemberian kaca mata juga sudah dilaksanakan di Kabanjahe dan dalam waktu dekat akan melakukan operasi mata katarak serta penyerahan kaki dan tangan pengganti yang telah diukur beberapa waktu lalu.

Setelah menyampaikan sambutan, RE Nainggolan mendekati masyarakat yang akan mengikuti pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan mata. RE Nainggolan juga berkesempatan menyalami masyarakat yang duduk dengan tertib menunggu giliran.

Sementara Wakil Ketua Forum Diskusi Kemah Kaleb GBKP Klasis Kampung Lalang Nabari Ginting menegaskan bahwa masyarakat yang hadir dalam acara tersebut berasal dari beberapa daerah di Kota Medan dan Deli Serdang. Seperti dari Kuta Limbaru, Pancur Batu, Tuntungan dan dari daerah lainnya yang masuk dalam Klasis Kampung Lalang.
”Dalam waktu dekat Forum Diskusi Kemah Kaleb akan menggelar kursus kepemimpinan diaken tahap pertama dengan menghadirkan diaken dari 5 Klasis GBKP. Kemudian, menjalankan program pembuatan kamar mandi dan program=program lainnya yang dapat meringankan beban jemaat,” katanya.

Pemeriksaan dan pengobatan gratis kali ini, kata Nabari Ginting tidak membeda-bedakan latar belakang agama, suku dan golongan. Kalau ada tetangga atau teman jemaat yang membutuhkan pertolongan, jemaat boleh membawanya. Karena sesuai dengan misi YSKI dan GBKP melayani dan memberikan pertolongan bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan.

RE Nainggolan : Kondisi Masyarakat Sekarang tidak Terlepas dari Tanggungjawab Gereja


Tokoh masyarakat Sumatera Utara yang juga mantan Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara Dr. RE Nainggolan,MM dalam sambutannya pada acara Wisuda V Sekolah Tinggi Theologia Paulus Medan Program Pasca Sarjana di Hotel Danau Toba International Medan, Sabtu (3/3) lalu mengatakan bahwa kondisi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat saat ini tidak terlepas dari tanggungjawab gereja.

“Banyak tantangan yang dihadapi gereja belakangan ini, dengan diwisudanya 120 orang sarjana strata-2 dari STT Paulus Medan diharapkan dapat menjadi penyejuk dan ke depan dapat menghadapi kehidupan yang lebih baik. Lulusan yang hari ini telah menyelesaikan studinya akan menjadi tokoh masyarakat dalam membawa masyarakat lebih dekat kepada Tuhan,”kata RE Nainggolan.

Setelah menyampaikan sambutan, Ketua STT Paulus Medan Pater Dr. CP Manalu,MTh didampingi Direktur STT Paulus Medan Pdt. Dr. Sozisochi Lase, D.Th menyerahkan cenderamata berupa ulos kepada tokoh masyarakat RE Nainggolan. Dalam kesempatan itu Dr. CP Manalu menyampaikan bahwa keluarga besar STT Paulus memberangkatkan Dr. RE Nainggolan untuk ikut maju dalam pemilihan gubernur  tahun 2013 nanti. Ulos juga diberikan kepada tokoh masyarkat dan undangan lainnya.

Kali ini, STT Paulus telah melepas 120 lulusan S-2 Jurusan Pendidikan Agama Kristen (PAK) dan Theologi. Dari seratusan jumlah lulusan ini, enam orang diantaranya lulus dengan predikat Cum Laude, dan berasal dari denominasi gereja di Sumatera Utara.

Ketua Panitia Wisuda  Adolfina Elisabeth Koamesakh,MTh,MHum menyampaikan bahwa ada beberapa kekhususan dan keunikan dalam wisuda kali ini. Antara lain perbedaan umur, suku, denominasi gereja dan latar belakang pekerjaan membuat warna indah bagi STT Paulus Medan.

“Ini membuktikan bahwa STT Paulus Medan sangat mencintai perbedaan dan perbedaan yang secara alami ini telah menjadi ciri khas setiap individu,”paparnya.

Kemudian, Ketua STT Paulus Medan  Pater Dr. CP Manalu,MTh dalam sambutannya menegaskan bahwa perkuliahan selama kurang lebih 2 tahun telah merajut tali kasih persaudaraan antara wisudawan dengan dosen, staf dan pegawai di STT Paulus Medan.

“Bertitik tolak dari kebanggaan kami telah mendidik para lulusan dengan segala upaya, maka kami sekarang tidak galau dan kuatir mengutus Anda untuk pergi dan menghasilkan buah,” tandasnya.

Sebelum penyerahan ijazah para wisudawan, Dr. Jason Lase,MSi menyampaikan orasi ilmiahnya tentang pendidik dan pelayan Kristen yang innovative. Dalam orasinya, Jason Lase menekankan pentingnya melakukan inovasi dalam pelayanan dan membangun tubuh Kristus.

“Jadilah pelayan yang mendidik umat dengan penuh kasih dan mendidik umat agar tidak pernah puas dengan hasil yang sudah dicapai. Lulusan yang hari ini diwisuda juga jangan pernah merasa puas dengan hasil yang didapat. Proses belajar bagi kita adalah sepanjang hayat. Teruslah berinovasi dalam melakukan pelayanan di tengah-tengah masyarkat dan gereja,” tandasnya.

Selama 30 Tahun M Nurdin Merindukan Kaki Pengganti



Beberapa warga Deliserdang penderita cacat dan tuna netra, mengaku merasa bahagia. Pasalnya, Pembina Yayasan Surya Kebenaran Internasional (YSKI) Dr RE Nainggolan MM dan Bupati Deliserdang H Amri Tambunan menggelar acara pemasangan dan pengukuran kaki/tangan palsu (pengganti), serta pemberian tongkat kepada tuna netra, Senin (27/2) di Kantor Dinas Sosial Pemkab Deliserdang.


Rasa haru dan bahagia diutarakan M Nurdin (58) penjual buah saat menerima kaki palsu dari RE Naninggolan dan Bupati Deliserdang diwakili Wakil Bupati Deliserdang H Zainuddin Mars. M Nurdin menuturkan, dirinya sudah 30 tahun merindukan kaki pengganti. “Kalau beli saya tidak mampu Pak, karena saya hanya penjual buah dan hasilnya tidak seberapa,” kata M Nurdin sembari berlinang air mata saat menerima kaki palsu tersebut dari RE Nainggolan.

Dia menceritakan, kalau kakinya cacat akibat ditabrak truk 30 tahun lalu di Firdaus Rampah, Serdang Bedagai (Sergai) saat berjualan buah. “Saya sempat frustasi, namun berkat dorongan dari keluarga, saya kembali tegar menghadapi cobaan ini dan berharap suatu saat memiliki kaki pengganti. Mimpi itu kenyataan berkat RE Nainggolan dan Amri Tambunan,” katanya seraya mengucapkan terimakasih berulang-ulang kepada kedua tokoh Sumut tersebut.

M Nurdin datang ke acara pelayanan gratis tersebut dari adiknya seorang guru SMA. “Padahal banyak orang kaya yang memiliki harta berlimpah tapi hanya sedikit yang memiliki kepedulian, seperti RE Nainggolan dan Amri Tambunan,” ujarnya.

Senada juga disampaikan para warga lainnya yang datang mengukur dan memasang kaki/tangan palsu pada hari itu seraya berharap acara itu dapat berlanjut terus.

RE Nainggolan menyampaikan, dirinya sangat bangga terhadap Bupati Deliserdang H Amri Tambunan dan Wakil Bupati Deliserdang H Zainuddin Mars yang konsen dan peduli terhadap kesehatan warganya, khususnya warga Deliserdang yang menderita cacat dan tuna netra. “Berkat dukungan dari Bupati Deliserdang H Amri Tambunan dan Wakil Bupati Deliserdang H Zainuddin Mars dalam menyediakan tempat di Kantor Dinas Sosial Deliserdang ini, kegiatan yang mulia ini dapat terselenggara dengan baik,” paparnya.

Mantan SekdaPropsu ini menjelaskan, kalau YSKI sudah berdiri 7 tahun lalu dan telah memberikan pelayanan kesehatan secara gratis kepada masyarakat Sumut sebanyak 100.000 orang lebih, seperti pemberian kaki dan tangan palsu, operasi bibir sumbing/langit-langit, katarak, pembuatan lubang anus pada bayi, pemberian kaca mata baca gratis, operasi hernia, dan lain-lain.

RE menjelaskan, kalau dalam waktu dekat YSKI juga akan menggelar pengobatan gratis, khususnya bagi penderita katarak di Lubuk Pakam. “Pada 1 April 2012 kita akan melakukan operasi katarak di Rumah Sakit Patar Asi. Silahkan datang dan segara daftar ke Rumah Sakit Patar Asi dengan gratis,” himbau RE Nainggolan.

Kemudian, lanjut R E Nainggolan, skrining katarak atau pra operasi di Araskabu pada 8 Maret 2012, Pasar Melintang pada 15 Maret 2012, Galang pada 22 Maret 2012, Perbaungan (Simpang Penara) pada 29 Maret 2012, di Klinik Balai Pengobatan Bethel Lubuk Pakam pada 31 Maret 2012.

Wakil Bupati Deliserdang H Zainuddin Mars menyampaikan ucapan terimakasih kepada YSKI dan Pembina YSKI Dr R E Nainggolan MM. “Karena mayarakat Deliserdang khususnya yang kurang mampu sekian lama menunggu uluran seperti ini, dan baru terwujud pada Senin ini. Kami juga berharap kerja sama ini berjalan terus, dan tentunya bukan juga pengobatan gratis lainnya,” harapnya.