Selasa, 10 Januari 2012

DR. R.E. Nainggolan, MM: Ciptakan Ketahanan Ekonomi Petani dan Pelaku UKM

Banyak hal yang pernah diungkapkan Dr. Drs. Rustam Effendy Nainggolan, MM saat bertemu dengan kontributor SWATT Online di Medan, James P. Pardede di berbagai kesempatan.

Dalam sebuah perbincangan di rumahnya di kawasan Jalan Beringin Medan, mantan Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara yang akrab disapa ”Pak R.E. Nainggolan” ini bercerita tentang keprihatinannya terhadap permasalahan infrastruktur di Sumatera Utara masih sangat jauh dari yang diharapkan.

Padahal, kata suami dari Linda Mariany Br Sihombing ini, infrastruktur adalah salah satu urat nadi perekonomian suatu daerah. Apabila akses jalan atau infrastruktur di salah satu daerah masih belum memadai, maka pertukaran uang dan roda perekonomian di kawasan itu akan berjalan sangat lambat.

Infrastruktur sampai hari ini masih terus dibahas secara konsisten dan menyeluruh di legislatif. Pemerintah pun sudah menetapkan infrastruktur sebagai prioritas utama di tahun 2012 ini. Berdasar pada data dan temuan di lapangan, masih terdapat beberapa daerah yang dukungan infrastrukturnya sangat minim untuk perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai negara kepulauan, sarana dan prasarana transportasi laut merupakan prioritas utama. Pengembangan infrastruktur pelabuhan laut yang terintegrasi dengan jalan dan bandar udara akan mendorong pertumbuhan sektor lainnya. Komitmen itu muncul apabila kita berpandangan bahwa laut bukanlah pemisah daratan tetapi justru penghubung antarsatu pulau dengan pulau lainnya.

Kemudian, infrastruktur jalan memegang peranan kunci dalam pengembangan ekonomi suatu wilayah. Kondisi jalan yang rusak, baik tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota hingga jalan desa/kelurahan, bukan saja telah berdampak pada rendahnya pertumbuhan ekonomi di daerah. Namun, kondisi itu juga secara langsung menurunkan kesejahteraan dan taraf hidup penduduk yang tinggal di daerah. Distribusi barang dan jasa antar wilayah menjadi tidak lancar sehingga komoditas unggulan tidak dapat disaluran ke pusat-pusat pemasaran. Daya saing produk pertanian dan perkebunan menjadi lemah sehingga kerap kali tidak mampu bersaing dengan produk impor serupa dari negara lain.

Kondisi kerusakan jalan di Indonesia sungguh amat ironis apabila mempertimbangkan potensi sumber daya alam yang dapat dipergunakan untuk mendorong pembangunan jalan. Aspal Buton sebagai sumber daya alam asli Indonesia merupakan komponen utama yang dapat dipergunakan untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan diseluruh daerah.

Kurang kuatnya komitmen pemerintah untuk memanfaatkan produk nasional tersebut bagi pembangunan dan preservasi jalan baik ditingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota hingga jalan di pedesaan, menyebabkan setiap tahun kita masih terus mengimpor aspal minyak dari negara lain. Konsekuensinya negara mengeluarkan devisa yang sangat besar untuk membiayai impor aspal minyak tersebut, sementara potensi sumber daya aspal alam nasional dibiarkan teronggok sia-sia.

Padahal, lanjutnya, pemanfaatan aspal yang dihasilkan dari dalam negeri sendiri untuk peningkatan kualitas infrastruktur jalan akan memberikan multiplier effect bagi perekonomian nasional dan daerah, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta membuka lapangan kerja baru untuk masyarakat daerah.

”Jika ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya yang berada di daerah dan masih jauh dari jangkauan infrastruktur yang memadai, sekarang saatnya pemerintah berketetapan kuat untuk meningkatkan mutu dan kualitas setiap ruas jalan yang ada melalui program pembangunan dan preservasi jalan dengan menggunakan potensi sumber daya alam nasional. Indonesia harus membangun infrastruktur jalan secara mandiri dan lepas dari ketergantungan produk impor negara lain,” tandasnya.

Kemudahan dan Rasa Aman

Lantas, di kesempatan lain, ayah dari empat anak ini bercerita tentang usaha kecil menengah dan petani. Pemberdayaan petani dengan cara meningkatkan partisipasi dan kapasitas akan memampukan petani dalam mencari solusi atas masalah-masalah yang dihadapinya.

Memampukan petani dan meningkatkan partisipasinya dalam berbagai asepk menjadi faktor utama peningkatan kesejahteraan petani.

Sumbangsih R.E.Nainggolan untuk petani dan pelaku usaha kecil menengah adalah mendirikan Pusat Studi Ekonomi Rakyat Sumatera Utara (PUSERA) yang memiliki kegiatan memberikan pendampingan dan pendidikan terhadap petani serta pelaku usaha kecil dan menengah di Sumut.

Dalam hal meningkatkan partisipasi petani, kata Nainggolan, kekuatan pemerintah hanya berkisar 30-40 persen dan 60-70 persen bersumber dari kemampuan dan partisipasi petani. Kekuatan utama sebenarnya ada di petani. Dengan peningkatan kapasitas dan pengetahuan yang luas tentang pertanian maka kesejahteraan petani diharapkan dapat tercapai.

“Kapasitas dan pengetahuan ini dapat tercapai apabila pengorganisasian kelompok tani yang dimiliki juga kuat. Pemerintah dan swasta haruslah berperan aktif melakukan berbagai penelitian untuk meningkatkan hasil pertanian, seperti pencarian bibit-bibit unggul yang dapat lebih meningkatkan hasil pertanian,” tandasnya.

Di tahun 2012 ini, permasalahan kemiskinan harus menjadi prioritas, lanjutnya. Salah satu upayanya adalah dengan membenahi infrastruktur jalan dan jembatan di berbagai wilayah termasuk di daerah-daerah yang masih terisolasi. Kemudian, untuk pelaku usaha kecil dan menengah pemerintah perlu memberikan kemudahan dalam pengajuan bantuan modal. Kemajuan sebuah sektor usaha tak cukup hanya menciptakan rasa aman (kondusif) tapi juga memangkas aturan-aturan (birokrasi) yang memberatkan petani dan pelaku usaha kecil menengah.|SWATT Online