Sabtu, 07 April 2012

PGI Wilayah Sumut Gelar Diskusi Panel RUU – KUB


Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah Sumatera Utara (PGI Wilayah Sumut) menggelar acara Diskusi Panel dengan panelis Ir. Sukur Nababan (anggota DPR RI) berhalangan hadir, Sahat Sinaga, SH, M.Kn (Sekjen DPP PDS) dan Jerry Sumampow, STh (Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI) dipandu moderator Drs.Penyabar Nakhe membahas tentang Rancangan undang-undang Kerukunan Umat Beragama di Gedung PGI Wilayah Sumut Jalan Slamet Ketaren Medan, Sabtu (17/3).

Sebelum diskusi, acara diawali dengan ibadah singkat yang dipimpin oleh Pdt. Enida Girsang, MTh, kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan dari Ketua Umum PGI W SU Pdt. Dr.Jamilin Sirait yang menyampaikan latar belakang diadakannya diskusi tersebut adalah ketika umat Kristen dan masyarakat agama lainnya mengkritisi Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 01/BER/MDN-MAG/1969 dan meminta agar SKB tersebut dicabut, karena tidak sesuai dengan UUD 1945 pasal 29, tetapi yang terjadi adalah SKB itu semakin ditingkatkan menjadi Peraturan Bersama (Perber) Menag dan Mendagri Nomor 9 tahun 2006/Nomor 8 tahun 2006 yang lebih dikenal dengan Peraturan Bersama Menteri (PBM).

“Akibat dari PBM No. 9/8 tahun 2006, membuat semakin terasa sulitnya mendirikan rumah ibadah, khususnya di kalangan umat Kristiani, sehingga teriakan demi teriakan dilontarkan agar Perber/PBM dicabut, tetapi yang terjadi justru akan diterbitkannya Undang-undang Kerukunan  Umat Beragama (UU-KUB),”paparnya.

Dikhawatirkan, lanjut Jamilin Sirait, apabila UU-KUB ditetapkan oleh DPR dan diberlakukan oleh Pemerintah, maka bukan tidak mungkin masyarakat Indonesia akan terkotak-kotak berdasarkan agama. Adapun maksud diadakannya panel diskusi ini agar gereja-gereja di Sumatera Utara secara umum dan anggota PGI secara khusus, duduk bersama berdiskusi menyikapi rencana UU-KUB yang tidak berapa lama lagi akan masuk dalam agenda DPR RI.

Setelah kata sambutan, Ketua Umum PGI Jamilin Sirait membuka secara resmi acara diskusi panel yang menghadirkan wakil-wakil dari gereja denominasi yang ada di Sumut. Terlihat hadir Ephorus GKPA Pdt. AB Marpaung, STh, Toga Sianturi, Marasal Hutasoit, Pdt. Hotman Hutasoit dan Bendahara PGI Pdt. Lucas Timotheus. Ada juga wakil dari gereja Bala Keselamatan, BNKP, ONKP, GPdI, GBKP serta gereja lainnya.

Tokoh Masyarkat Dr. RE Nainggolan turut diundang dan memberikan sambutan. Dalam sambutannya RE Nainggolan sangat mengapresiasi adanya kepedulian dari tokoh dan pimpinan gereja yang melakukan diskusi panel tentang RUU-KUB yang sebentar lagi akan dibahas di DPR RI.

“Kerukunan umat beragama di Sumatera Utara sebenarnya sudah sangat baik. Adanya upaya dari pemerintah untuk memberlakukan UU – KUB  ke depan kerukunan antar umat beragama semakin harmonis dan terjaga secara berkesinambungan. Kerukunan juga dilandasi dengan sikap toleran dan tanpa diskriminasi,” tandas RE Nainggolan.

Setelah sambutan, panitia memberikan cenderamata kepada tokoh masyarakat RE Nainggolan, panelis Sahat Sinaga dan Jerry Sumampow berupa ulos. Ulos langsung diserahkan oleh Ketum PGI W SU, Hotman Sirait dan Pendeta Sitanggang.

Selanjutnya, panelis pertama Jerry Sumampow, STh (Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI) menyampaikan materinya. Dalam materinya menekankan bagaimana kita memperkokoh pilar-pilar agama untuk saling menguatkan didalam menjaga kerukunan umat beragama. Sementara Sahat Sinaga, SH, M.Kn (Sekjen DPP PDS) dalam materinya “Negara Melindungi Segenap Bangsa Indonesia” menyampaikan dengan perkembangan akhir-akhir ini terhadap kehidupan beragama di Indonesia tanggapan terhadap adanya rancangan undang-undang kerukunan umat beragama harus disikapi bahwa sesungguhnya yang diperlukan saat ini adalah perlindungan yang pasti dari negara dan pemerintah kepada setiap warga negara tanpa pandang bulu untuk melaksanakan ajaran agamanya masing-masing.

Sebagai bangsa yang majemuk, lanjut Sahat Sinaga, sesungguhnya bangsa Indonesia telah terbiasa dan menjadi budaya hidup bersama dan bekerja sama dengan sesama anak bangsa yang berbeda agama atau kepercayaannya.

Salah seorang peserta panelis Ephorus GKPA Pdt. Adolf Bastian Marpaung menyampaikan bahwa adanya rencana pemerintah memberlakukan UU – KUB perlu dikaji lebih dalam. Bukankah selama ini kerukunan umat beragama di Indonesia sudah berjalan dengan baik ? Kerukunan yang dibungkus dalam bingkai budaya juga sudah berjalan sangat harmonis di beberapa daerah di Sumatera Utara.

“Kalau pun pada akhirnya UU – KUB ini diberlakukan, kita berharap jangan jadi menciptakan hal-hal yang membuat warga negara menjadi terkotak-kotak menurut agama dan kepercayaannya saja,”tuturnya.

Ratusan Orang Hadiri Pengobatan Gratis YSKI dengan GBKP Klasis Kampung Lalang


Memberikan pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan adalah perbuatan mulia. Di jaman sekarang, sangat sedikit orang-orang yang menaruh kepedulian terhadap sesama yang kurang beruntung atau masyarakat dari kelompok kurang mampu. Yayasan Surya Kebenaran Internasional (YSKI) yang didirikan dengan visi misi membantu masyarakat kurang mampu terus melakukan kegiatan social seperti pengobatan gratis, pemeriksaan mata gratis, pemberian kaca mata gratis, operasi katarak, pemberian kaki dan tangan pengganti serta kegiatan sosial lainnya.

Kali ini, YSKI menggandeng Forum Diskusi Kemah Kaleb Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Klasis Kampung Lalang. Pemeriksaan dan pemberian kaca mata gratis digelar di Jambur Diakon GBKP Klasis Kampung Lalang, Jalan Setia Budi Gang Kenanga Medan, Rabu (21/3) kemarin.

Ada ratusan orang yang hadir dalam acara tersebut dan berasal dari berbagai latar belakang. Seperti disampaikan Pembina YSKI Dr RE Nainggolan bahwa kegiatan sosial yang dilaksanakan YSKI adalah untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dimana pun mereka berada tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan.

“Ketika kita melihat teman atau saudara kita yang tidak punya kaki dan tidak punya tangan, segera informasikan ke YSKI. Karena YSKI akan berupaya untuk membantu memberikan bantuan serta membuatkan kaki dan tangan pengganti. Ketika kita melihat ada keluarga kurang mampu sakit dan tidak sanggup untuk memeriksakan diri ke dokter, hubungi YSKI mudah-mudahan bisa dibantu,” paparnya.

Selain Dr. RE Nainggolan, rombongan YSKI lainnya yang juga ikut dalam bakti sosial tersebut adalah drg. Annita, Pdt. Jansen Lase serta tim dokter mata dari Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) Sumatera Utara. Rombongan disambut hangat oleh masyarakat dan pengurus Forum Diskusi Kemah Kaleb GBKP Klasis Kampung Lalang Nabari Ginting serta pengurus lainnya.

Lebih lanjut RE Nainggolan menyampaikan bahwa pengobatan gratis dan pemberian kaca mata juga sudah dilaksanakan di Kabanjahe dan dalam waktu dekat akan melakukan operasi mata katarak serta penyerahan kaki dan tangan pengganti yang telah diukur beberapa waktu lalu.

Setelah menyampaikan sambutan, RE Nainggolan mendekati masyarakat yang akan mengikuti pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan mata. RE Nainggolan juga berkesempatan menyalami masyarakat yang duduk dengan tertib menunggu giliran.

Sementara Wakil Ketua Forum Diskusi Kemah Kaleb GBKP Klasis Kampung Lalang Nabari Ginting menegaskan bahwa masyarakat yang hadir dalam acara tersebut berasal dari beberapa daerah di Kota Medan dan Deli Serdang. Seperti dari Kuta Limbaru, Pancur Batu, Tuntungan dan dari daerah lainnya yang masuk dalam Klasis Kampung Lalang.
”Dalam waktu dekat Forum Diskusi Kemah Kaleb akan menggelar kursus kepemimpinan diaken tahap pertama dengan menghadirkan diaken dari 5 Klasis GBKP. Kemudian, menjalankan program pembuatan kamar mandi dan program=program lainnya yang dapat meringankan beban jemaat,” katanya.

Pemeriksaan dan pengobatan gratis kali ini, kata Nabari Ginting tidak membeda-bedakan latar belakang agama, suku dan golongan. Kalau ada tetangga atau teman jemaat yang membutuhkan pertolongan, jemaat boleh membawanya. Karena sesuai dengan misi YSKI dan GBKP melayani dan memberikan pertolongan bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan.

RE Nainggolan : Kondisi Masyarakat Sekarang tidak Terlepas dari Tanggungjawab Gereja


Tokoh masyarakat Sumatera Utara yang juga mantan Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara Dr. RE Nainggolan,MM dalam sambutannya pada acara Wisuda V Sekolah Tinggi Theologia Paulus Medan Program Pasca Sarjana di Hotel Danau Toba International Medan, Sabtu (3/3) lalu mengatakan bahwa kondisi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat saat ini tidak terlepas dari tanggungjawab gereja.

“Banyak tantangan yang dihadapi gereja belakangan ini, dengan diwisudanya 120 orang sarjana strata-2 dari STT Paulus Medan diharapkan dapat menjadi penyejuk dan ke depan dapat menghadapi kehidupan yang lebih baik. Lulusan yang hari ini telah menyelesaikan studinya akan menjadi tokoh masyarakat dalam membawa masyarakat lebih dekat kepada Tuhan,”kata RE Nainggolan.

Setelah menyampaikan sambutan, Ketua STT Paulus Medan Pater Dr. CP Manalu,MTh didampingi Direktur STT Paulus Medan Pdt. Dr. Sozisochi Lase, D.Th menyerahkan cenderamata berupa ulos kepada tokoh masyarakat RE Nainggolan. Dalam kesempatan itu Dr. CP Manalu menyampaikan bahwa keluarga besar STT Paulus memberangkatkan Dr. RE Nainggolan untuk ikut maju dalam pemilihan gubernur  tahun 2013 nanti. Ulos juga diberikan kepada tokoh masyarkat dan undangan lainnya.

Kali ini, STT Paulus telah melepas 120 lulusan S-2 Jurusan Pendidikan Agama Kristen (PAK) dan Theologi. Dari seratusan jumlah lulusan ini, enam orang diantaranya lulus dengan predikat Cum Laude, dan berasal dari denominasi gereja di Sumatera Utara.

Ketua Panitia Wisuda  Adolfina Elisabeth Koamesakh,MTh,MHum menyampaikan bahwa ada beberapa kekhususan dan keunikan dalam wisuda kali ini. Antara lain perbedaan umur, suku, denominasi gereja dan latar belakang pekerjaan membuat warna indah bagi STT Paulus Medan.

“Ini membuktikan bahwa STT Paulus Medan sangat mencintai perbedaan dan perbedaan yang secara alami ini telah menjadi ciri khas setiap individu,”paparnya.

Kemudian, Ketua STT Paulus Medan  Pater Dr. CP Manalu,MTh dalam sambutannya menegaskan bahwa perkuliahan selama kurang lebih 2 tahun telah merajut tali kasih persaudaraan antara wisudawan dengan dosen, staf dan pegawai di STT Paulus Medan.

“Bertitik tolak dari kebanggaan kami telah mendidik para lulusan dengan segala upaya, maka kami sekarang tidak galau dan kuatir mengutus Anda untuk pergi dan menghasilkan buah,” tandasnya.

Sebelum penyerahan ijazah para wisudawan, Dr. Jason Lase,MSi menyampaikan orasi ilmiahnya tentang pendidik dan pelayan Kristen yang innovative. Dalam orasinya, Jason Lase menekankan pentingnya melakukan inovasi dalam pelayanan dan membangun tubuh Kristus.

“Jadilah pelayan yang mendidik umat dengan penuh kasih dan mendidik umat agar tidak pernah puas dengan hasil yang sudah dicapai. Lulusan yang hari ini diwisuda juga jangan pernah merasa puas dengan hasil yang didapat. Proses belajar bagi kita adalah sepanjang hayat. Teruslah berinovasi dalam melakukan pelayanan di tengah-tengah masyarkat dan gereja,” tandasnya.

Selama 30 Tahun M Nurdin Merindukan Kaki Pengganti



Beberapa warga Deliserdang penderita cacat dan tuna netra, mengaku merasa bahagia. Pasalnya, Pembina Yayasan Surya Kebenaran Internasional (YSKI) Dr RE Nainggolan MM dan Bupati Deliserdang H Amri Tambunan menggelar acara pemasangan dan pengukuran kaki/tangan palsu (pengganti), serta pemberian tongkat kepada tuna netra, Senin (27/2) di Kantor Dinas Sosial Pemkab Deliserdang.


Rasa haru dan bahagia diutarakan M Nurdin (58) penjual buah saat menerima kaki palsu dari RE Naninggolan dan Bupati Deliserdang diwakili Wakil Bupati Deliserdang H Zainuddin Mars. M Nurdin menuturkan, dirinya sudah 30 tahun merindukan kaki pengganti. “Kalau beli saya tidak mampu Pak, karena saya hanya penjual buah dan hasilnya tidak seberapa,” kata M Nurdin sembari berlinang air mata saat menerima kaki palsu tersebut dari RE Nainggolan.

Dia menceritakan, kalau kakinya cacat akibat ditabrak truk 30 tahun lalu di Firdaus Rampah, Serdang Bedagai (Sergai) saat berjualan buah. “Saya sempat frustasi, namun berkat dorongan dari keluarga, saya kembali tegar menghadapi cobaan ini dan berharap suatu saat memiliki kaki pengganti. Mimpi itu kenyataan berkat RE Nainggolan dan Amri Tambunan,” katanya seraya mengucapkan terimakasih berulang-ulang kepada kedua tokoh Sumut tersebut.

M Nurdin datang ke acara pelayanan gratis tersebut dari adiknya seorang guru SMA. “Padahal banyak orang kaya yang memiliki harta berlimpah tapi hanya sedikit yang memiliki kepedulian, seperti RE Nainggolan dan Amri Tambunan,” ujarnya.

Senada juga disampaikan para warga lainnya yang datang mengukur dan memasang kaki/tangan palsu pada hari itu seraya berharap acara itu dapat berlanjut terus.

RE Nainggolan menyampaikan, dirinya sangat bangga terhadap Bupati Deliserdang H Amri Tambunan dan Wakil Bupati Deliserdang H Zainuddin Mars yang konsen dan peduli terhadap kesehatan warganya, khususnya warga Deliserdang yang menderita cacat dan tuna netra. “Berkat dukungan dari Bupati Deliserdang H Amri Tambunan dan Wakil Bupati Deliserdang H Zainuddin Mars dalam menyediakan tempat di Kantor Dinas Sosial Deliserdang ini, kegiatan yang mulia ini dapat terselenggara dengan baik,” paparnya.

Mantan SekdaPropsu ini menjelaskan, kalau YSKI sudah berdiri 7 tahun lalu dan telah memberikan pelayanan kesehatan secara gratis kepada masyarakat Sumut sebanyak 100.000 orang lebih, seperti pemberian kaki dan tangan palsu, operasi bibir sumbing/langit-langit, katarak, pembuatan lubang anus pada bayi, pemberian kaca mata baca gratis, operasi hernia, dan lain-lain.

RE menjelaskan, kalau dalam waktu dekat YSKI juga akan menggelar pengobatan gratis, khususnya bagi penderita katarak di Lubuk Pakam. “Pada 1 April 2012 kita akan melakukan operasi katarak di Rumah Sakit Patar Asi. Silahkan datang dan segara daftar ke Rumah Sakit Patar Asi dengan gratis,” himbau RE Nainggolan.

Kemudian, lanjut R E Nainggolan, skrining katarak atau pra operasi di Araskabu pada 8 Maret 2012, Pasar Melintang pada 15 Maret 2012, Galang pada 22 Maret 2012, Perbaungan (Simpang Penara) pada 29 Maret 2012, di Klinik Balai Pengobatan Bethel Lubuk Pakam pada 31 Maret 2012.

Wakil Bupati Deliserdang H Zainuddin Mars menyampaikan ucapan terimakasih kepada YSKI dan Pembina YSKI Dr R E Nainggolan MM. “Karena mayarakat Deliserdang khususnya yang kurang mampu sekian lama menunggu uluran seperti ini, dan baru terwujud pada Senin ini. Kami juga berharap kerja sama ini berjalan terus, dan tentunya bukan juga pengobatan gratis lainnya,” harapnya.

Tangisan Haru Warnai Penyerahan Kaki dan Tangan Pengganti di Karo


Pembina Yayasan Surya Kebenaran Internasional (YSKI) Dr. RE Nainggolan menyampaikan bahwa YSKI hadir untuk kemanusiaan dan kegiatan sosial. YSKI hadir pasca gempa dan tsunami di Aceh 2004 lalu dan sampai hari ini masih terus berkiprah di pelayanan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan.  Yayasan ini hadir bergerak dengan cepat ketika mendengar ada warga yang tertimpamusibah dan bencana.

“Seperti kebakaran di Medan beberapa waktu lalu, YSKI langsung turun ke lokasi untuk memberikan makan malam, makan pagi dan makan siang kepada masyarakat yang tertimpa musibah di Gang Bakung dan Gang Seto Medan. Bantuan keperluan sehari-hari mereka juga kita berikan,” paparnya.

Kegiatan sosial lainnya, kata RE Nainggolan dilaksanakan di beberapa tempat termasuk di Lubuk Pakam, Tapteng dan Tanjung Balai. Ini semua dilakukan murni untuk kemanusiaan dan menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongan.

Dalam pengukuran dan penyerahan kaki tangan pengganti kepada warga kurang mampu di Karo, YSKI bekerja sama dengan Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) di Kantor Moderamen GBKP Jalan Pala Bangun Kabanjahe, Selasa (28/2).

Koordiator tim YSKI yang turun ke Kabanjahe Pdt.Jansen Lase menegaskan bahwa penyerahan kaki dan tangan pengganti dilakukan setelah beberapa waktu lalu melakukan pengukuran, sementara untuk yang diukur kali ini akan diserahkan hasilnya (kaki dan tangan penggantinya) satu atau dua bulan ke depan.

“Ada banyak kegiatan yang dilakukan YSKI di beberapa tempat di Sumatera Utara, seperti Kabanjahe, bulan Maret akan mengadakan pemeriksaan mata dan operasi mata katarak bekerjasama dengan salah satu rumah sakit di Karo. Rabu (29/2) Tim YSKI turun ke Tanjung Balai dan selanjutnya ke daerah lainnya di Sumatera Utara,” paparnya.

Ketua Moderamen GBKP Pdt. Matius Panji Barus, MTh didampingi Kepala Bidang Diakonia Pdt. Agustinus P Purba, STh dan Pdt. Em. B Tarigan, STh menegaskan bahwa kerjasama GBKP dengan YSKI bukan hanya hari ini saja, tapi akan berlanjut dengan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.

“Kepada hamba-hamba Tuhan yang melayani di GBKP kita himbau untuk memberitahu kepada jemaatnya bahwa GBKP dan YSKI mengadakan kegiatan sosial membantu warga kurang mampu,” papar Pdt. Matius Panji Barus.

Sementara Sekretaris Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Drs. Agustin Pandia, MSi menegaskan bahwa setiap program yang bersingungan dengan masalah-masalah sosial dan kemanusiaan di Tanah Karo akan dibantu oleh Pemkab dalam beberapa hal seperti pengadaan lokasi dan bantuan lainnya.

“Kita sangat berterimakasih masih ada orang-orang yang menaruh kepedulian terhadap masyarakat kurang mampu, seperti pemberian bantuan kaki dan tangan pengganti serta operasi katarak yang akan digelar dalam waktu dekat,” tandasnya.

Pada saat penyerahan bantuan kaki dan tangan pengganti oleh Pembina YSKI Dr. RE Nainggolan secara simbolis kepada Ketua moderamen GBKP Pdt. Matius Panji Barus, MTh untuk dipasangkan pada warga yang berhak mendapat bantuan. Sepat Muli Sembiring (38) salah seorang penerima kaki pengganti sebelah kanan merasa sukacita karena sudah 4 tahun ia tidak punya kaki kanan akibat kecelakaan sewaktu bawa angkot di Jalan Medan –Aceh. Ayah lima anak ini menangis saat RE Nainggolan dan Matius Panji Barus menuntunnya berjalan.

Tangisan haru mewarnai peyerahan kaki dan tangan pengganti kepada warga yang telah diukur sebelumnya. “Terimakasih telah menaruh perhatian pada kami,” hanya kalimat ini yang terucap dari warga yang mendapat bantuan kaki dan tangan pengganti yang diserahkan YSKI bekerjasama dengan GBKP.