PERMASALAHAN
dunia pendidikan kita saat ini, khususnya Sumatera Utara sangat kompleks. Ada
banyak hal yang perlu dibenahi di sektor ini. Mulai dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan perguruan tinggi perlu ada terobosan-terobosan baru
untuk mengubah paradigma dan cara pandang kita terhadap dunia pendidikan. Semua
elemen saat ini harus memiliki kepedulian yang sungguh-sungguh dalam membangun
sumber daya manusia melalui sektor pendidikan.
Demikian
disampaikan Direktur Pusat Studi Ekonomi Rakyat (Pusera) DR. RE Naingolan, MM dengan
makalahnya “Peran Pemerintah dalam Pembangunan Pendidikan” pada acara Seminar
Pendidikan Internasional yang diselenggarakan STIE-LMII di Aula Dinas Pendidikan
Provsu, Sabtu (28/1) lalu.
Lebih
lanjut RE Naingolan mengatakan, dulu beberapa dosen kita banyak yang diundang
untuk menjadi tenaga pengajar di Malaysia. Sekarang justru terbalik, banyak
dosen kita yang akhirnya belajar dan melanjutkan pendidikannya ke
Malaysia.Walaupun sampai hari ini masih ada mahasiswa Malaysia yang belajar ke
Indonesia untuk program-program tertentu.
“Permasalahan
di sektor pendidikan antara lain masih kurangnya perhatian kesejahteraan pada
guru-guru di daerah terdepan, terpencil dan rawan bencana, masih adanya
kelompok masyarakat miskin yang belum memperoleh akses pendidikan, kurikulum
pendidikan yang belum mangacu pada kondisi lokal, masih adanya tenaga pendidik
tidak relevan dengan latar belakang pendidikan, masih banyak masyarakat yang belum
berpartisipasi atau tidak peduli dengan pelaksanaan pendidikan, karena isu pendidikan gratis yang digunakan sebagai senjata untuk
tidak berpartisipasi,” paparnya.
Upaya-upaya untuk
memaksimalkan peran serta masyarakat terhadap dunia pendidikan, lanjutnya dapat
dilakukan dengan sikap peduli dan menegur ketika melihat siswa berkeliaran di
mall, bolos sekolah atau tidak sekolah. Kemudian perusahaan-perusahaan besar
bisa menunjukkan kepeduliannya lewat program CSR seperti memberikan beasiswa,”
tandasnya.
Sumatera Utara,
tambahnya, yang terkenal dengan keanekaragaman hayati dan seni budayanya dapat
melakukan pembaharuan kurikulum berupa diversifikasi kurikulum untuk melayani
keragaman peserta didik dan potensi daerah, serta diversifikasi jenis
pendidikan secara profesional seperti di daerah Samosir perlu ada SMK
dengan kecakapan khusus bidang industri kreatif, serta daerah-daerah yang
memiliki potensi lainnya.
Disamping itu, pemerintah harus melakukan pengawasan terhadap kinerja kelembagaan sehingga
peran dan tanggung jawab sekolah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan makin nyata. Pemerintah juga harus
terus memikirkan kebijakan-kebijakan baru yang mendukung peningkatan kualitas
pendidikan, dalam kondisi seperti ini pemerintah juga harus melakukan
evaluasi-evaluasi terhadap undang-undang tentang pendidikan yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam membangun dunia
pendidikan.
Seminar yang dihadiri
ratusan mahasiswa itu dibuka oleh Ketua STIE – LMII M. Kardy Sitanggang, SE,MSi
dan menghadirkan pembicara Dr. TH Lumban Raja SE, MSi dengan materi “Paradigma
Percepatan Pembangunan Daerah” dipandu moderator Jonson Rajagukguk, S.Sos, MAP.
Sesi kedua ada Prof. H. Aldwin Surya, SE,MPd,Ph.D dengan materi “Sistim
Pendidikan Indonesia untuk Menghasilkan SDM Berkualitas”, Dato’ Zainal Abidin
(Malaysia) dengan materi “Komitmen Malaysia Membasmi Kemiskinan Secara
Konsisten Melalui Pendidikan dan Latihan Secara Bersepadu”, Dr. Ir. HD Melva
Sitanggang, MSi “Peran Pendidikan dalam Perencanaan SDM Menuju Peningkatan
Kualitas Hidup Manusia” dan dipandu moderator Gunar Nainggolan,MPd.
Ketua Panitia Dr. TH
Lumban Raja didampingi Wakil Ketua Ramses Simanullang, SE,MSi dan Sekretaris
Lestari Malau, S.Pd,M.Hum menegaskan bahwa seminar yang dihadiri ratusan
mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang ada di Sumatera Utara.
“Harapan kita, dengan
seminar ini mahasiswa bisa menambah wawasan dan memberikan masukan terhadap
perbaikan pendidikan di Indonesia,” tandas Lumban Raja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar