BERITA

R.E.Nainggolan pada Malam Silaturahim dan Pergantian Tahun Membangun Sumatera Utara dari Desa


Medan, (Analisa). Direktur Pusat Studi Ekonomi Rakyat Sumut RE Nainggolan menegaskan bahwa percepatan pencapaian kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan dengan memulai pembangunan dari desa.
Hal ini dilakukan mengingat bahwa desalah sebenarnya menjadi salah satu penopang pembangunan karena kegiatan-kegiatan utama ekonomi justru berasal dari desa.

Demikian disampaikan RE Nainggolan pada acara Malam Silaturahim dan Pergantian Tahun 2011 ke 2012 yang diselenggarakan oleh KNPI Sumut di Hotel Grand Antares pada Sabtu (31/12).

"Desa menjadi daerah yang sering terlupakan dalam pembangunan, paradigma pembangunan yang berorientasi kepada kota harus diubah, sehingga terjadi pemerataan pembangunan sehingga berujung kepada kesejahteraan yang berimbang antara masyarakat kota dengan penduduk desa," ujar nya.

Di samping RE Nainggolan nara sumber lainnya anggota DPD RI Rahmad Shah, Ketua Bappeda Pemprovsu, Direktur Bank Sumut Gus Irawan Pasaribu, dan moderator Daud.

Acara ini diikuti oleh ratusan peserta yang terdiri dari para pengurus KNPI dan perwakilan-perwakilan OKP dan ormas yang tergabung dalam wadah KNPI.

RE Nainggolan menguraikan bahwa Sumut memiliki potensi yang luar biasa.

Sumut adalah daerah yang paling luas di Indonesia Bagian Barat yakni seluas 71.680 km2 dengan jumlah penduduk + 13 juta orang dan memiliki kabupaten terbanyak setelah Sulawesi Selatan dan merupakan miniatur Indonesia karena keberagamannya.

Dalam evaluasi perjalanan Sumut di tahun 2011, beliau menyampaikan bahwa dari aspek Kamtibmas, suasana Sumut aman dan berlangsung dengan baik. Unjuk rasa dan demonstrasi yang terjadi tidak menjurus kepada kericuhan.

Terakhir perayaan Natal yang diselenggarakan di hampir semua daerah yang ada di Sumut berlangsung dengan aman dan damai. Hal ini juga tidak bisa terlepas dari peran pemuda yang ikut serta menjaga keteriban dan kemananan di Sumut.

"Kita berterimakasih kepada segenap aparatur pemerintahan dan kepolisian yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan para pemuda yang ikut serta menjaga ketertiban dan keamanan di daerah yang kita cintai ini," kata R.E. Nainggolan.

Sementara dari aspek politik beliau menilai bahwa para pimpinan politik sudah semakin matang terutama dalam konteks nasionalisme dengan intens berbicara tentang empat pilar kebangsaan, selain itu suasana kebersamaan sudah terjalin dengan harmonis.

Aspek ekonomi

Dari aspek ekonomi, RE Nainggolan mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi meningkat terus dan diatas rata-rata nasional. Pada tahun 2009 sebesar 5,07 persen , tahun 2010 sebesar 6,35 persen, dan tahun 2011(Triwulan III) 6,76 persen. Tapi selain keberhasilan ini tetap ada yang harus dicatat bahwa kalau kita mengacu kepada cermin kemajuan suatu negara/daerah ada 3 (tiga) faktor yang menentukan yaitu pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan pendapatan.

Dari data BPS yang ada tercatat jumlah jumlah angkatan kerja sebanyak 6,67 juta dan yang bukan angkatan kerja sebanyak 2,9 juta, dimana yang bekerja sebanyak 6,12 juta, pengangguran 490 ribu orang dan jumlah kemiskinan masih mencapai 1,49 juta (11,33 persen).

Pengangguran akan berbicara tentang lapangan pekerjaan. Investasi yang ada di Sumut kata RE Naingolan, akan menekan tingkat pengangguran.

Kemiskinan akan terkait dengan pengangguran, pengangguran akan berbicara tentang angkatan kerja, dan ketimpangan pendapatan akan berbicara tentang ketentuan dan kebijakan dari pemerintah. Kebijakan pemerintah sejauh ini masih belum memberikan perhatian yang besar kepada Sumut.

Bila dilihat dari infrastruktur misalnya, pada tahun 2009 dana yang dialokasikan sebesar Rp 910 M tahun 2009, Rp 1,2 T tahun 2010, dan Rp 1,5 T tahun 2011.

Namun menurutnya, dalam APBD Sumut terjadi peningkatan dimana alokasi dana adalah sebesar Rp 500 M, Rp 1 T tahun 2010, dan 1,5 T tahun 2011.

Jadi harapan kita dimasa mendatang adalah pemerintah terus berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur khususnya jalan, karena masih banyak daerah yang terisolir karena tidak memiliki akses jalan sehingga distribusi barang/jasa dari dan ke desa menjadi terhambat.

"Pemerintah kita juga harus mengusung konsep ekonomi kreatif dan tidak selalu bergantung kepada investasi dalam pembangunan ekonomi kita. Contohnya misalnya bagaimana kita bisa mengembangkan hasil-hasil kerajinan dari daerah perajin seperti ulos dan guci dengan kualitas yg baik dan menarik sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah tersebut.

Kepemimpinan yang berorientasi kepada aspek ini di masa mendatang sangat dibutuhkan untuk pembangunan Sumut ke arah yang lebih baik," ujarnya.

Kata RE Nainggolan pembangunan yang dimulai dari desa akan mampu mencegah disparitas pembangunan yang ada selama ini. Mari membangun Sumut dari desa. (rrs)